:MONUMEN:#3

Kembali, seperti halnya edisi sebelimnya, kali ini Saya memasukkan lagi tulisan yang di ambil dari seminar Saya(terdaftar di perpustakaan FSRD ITB loh… Kalo mau ngutip, kontek2 dulu yo… Ya minimal pake norma-norma penulisan ilmiah lah…) Ini di ambil dari BabII-nya, “. Monggo disimak…

 

Bab. II

Sekilas Tentang Monumen

 

2.1Definisi Monumen

Dalam ensiklopedia wikipedia yang bisa ditemukan pada internet dengan alamat http://en.wikipedia.org/wiki/Monument, dituliskan definisi monumen yang cukup baik, yaitu:

 

A monument is a statue, building, or other edifice created to commemorate a person, event or as an artistic object. They are frequently used to improve the appearance of a city or location.

Functional structures made notable by their age, size or historic significance can also be regarded as monuments.

Sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/Monument

 

Yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

 

Monumen adalah patung maupun bangunan yang diciptakan untuk mengingat seseorang, kejadian, atau bisa juga sebagai objek seni.  Biasanya memiliki fungsi untuk meningkatkan kualitas penampilan sebuah tempat. Bangunan pakai yang memiliki nilai lebih dari usianya, ukuran, ataupun yang merupakan bangunan bersejarah pun bisa dikataka sebagai monumen.

 

Dalam ensiklopedi elektrik lainnya, yaitu Microsoft ® Encarta ® 2007 dijelaskan sebagai berikut:

Monument, place that is designed and built as a lasting public tribute to a person, a group of people, or an event.

Yang kurang lebih dapat diartikan:

Monumen  adalah tempat yang dirancang, atau dibuat sebuah bangunan bagi publik untuk mengingat seseorang, atau kelompok, maupun sebuah kejadian.

 

Sumber:

Microsoft ® Encarta ® 2007. © 1993-2006 Microsoft Corporation. All rights reserved.

 

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pengertian monumen didijabarkan sebagai berikut:

Bangunan dan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang penting dan karena itu dilindungi negara.

Sumber :

Kamus Besar Bahasa Indonesia

 

Dari tiga definisi yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa monumen adalah objek bangunan penting yang memiliki nilai sejarah dan dibangun untuk memperingati suatu hal tertentu yang dilindungi negara.

 

2.2 Jenis Monumen

 Secara umum, dari tampilannya monumen bisa dibagi menjadi dua: Monumen figuratif (personal, potrait statue) dan non figuratif (abstract, impersonal).

 Monumen figuratif biasanya tampil berupa wujud sosok pahlawan ataupun seseorang yang dikenang. Tampilannya bisa berupa wujud manusia satu badan (standing figure, sitting figure, reclining figure) maupun berupa patung dada saja (potrait bust).

Sedangkan Monumen non-figuratif memiliki keberagaman dalam hal ide, konsep, maupun bentuknya. Monumen bisa berupa:

 

·         Obelisk

·         Triumphal Arches

·         Kolom (columns)

·         Candi/Kuil (Temples)

·         Tugu

·         Makam

·         Air Mancur (fountain)

 

·         Katedral

·         Masjid

·         Menara

·         Istana (castle)

·         Banteng Pertahanan (fortification)

·         Reruntuhan Bangunan (ruins)1.)

 

 

 

Monumen tidak harus melulu berupa karya patung atau karya seni rupa 3 dimensi. Monumen bisa juga berupa karya arsitektur, misalnya: bangunan-bangunan kuno peninggalan masa lalu yang diabadikan sebagai peninggalan sejarah di masa sekarang.

 

Konsep memasukkan bangunan sebagai monumen ini melalui pendekatan bangunan-bangunan yang bersifat arsitektur skulptural, yaitu sebuah wacana dari University of Arizona, Amerika, menjelaskan bahwa arsitektur skulptural didefinisikan sebagai arsitektur yang mempertimbangkan bangunan sebagai objek skulptur dengan lebih menekankan pada estetika bentuk dibanding konsep estetik yang berhubungan dengan keutuhan struktur. Dengan kata lain, arsitektur lebih mengutamakan pada komposisi bentuk, material, dan ekspresi. Bangunan dirancang untuk memberikan sensasi perasaan dan pengalaman bentuk, seperti pada skulptur.2.) Contohnya: Coloseum, Roma, Italia; Piramid Giza, Mesir; maupun Monumen Nasional di Jakarta, Indonesia.

 

2.3 Sekilas tentang Monumen

 2.3.1 Monumen di Dunia

Monumen yang berbentuk makam  pertama yang dikenal oleh peradaban terletak di kota Mesir. Bangsa Mesir dikenal sebagai pembuat makam raja pertama karena kepercayaannya atas adanya kehidupan setelah mati. Makam pertama yang tercatat sejarah merupakan makam raja dan ratu mesir dinasti pertama dan kedua (2920 SM-2770 SM dan 2770 SM-2649 SM). Terletk di kota Abydos, makam raja dan ratu Mesir pertama ini merupakan cikal bakal dari pyramid. Makam ini belum menyerupai pyramid. Bentuknya berupa tumpukan batu bata yang tidak terlalu tinggi. Baru kemudian pada makam raja dan ratu Mesir dinasti ketiga bentuknya menyerupai pyramid dengan puncak yang melengkung, atau lebih dikenal dengan pyramid bengkok (mastabash). 

Catatan lain memperlihatkan monumen awal penting lainnya yang juga terletak di Mesir. Pada kota Abu Simbel (Thebes), ditemukan reruntuhan bangunan / patung raksasa Colossus of Remesse II yang dibuat dibuat di era penguasa Rameses II (al-Khalil (1991: 38).

 

Di zaman Yunani kuno, monumen memiliki fungsi simbolik dan religi, dan sudah memperhatikan segi estetik, harmoni, dan konsep ideal beauty. Sedangkan di zaman Romawi monumen lebih merepresentasikan ego seseorang (raja / penguasa), beberapa merupakan karya peringatan (comemorative works) seperti the Arc of Constantine dan Trajan’s Column (Robinete, 1976: 14).

 

Di abad pertengahan, patung2 monumental banyak ditemukan bersamaan dengan kehadiran bangunan katedral yang memiliki fungsi religius dan simbolik. Patung2 monumental di era ini merupakan bagian dari arsitektur, baik menurut sifatnya (inherently) maupun strukturnya (structurally). Pada era renaissance -terutama di Italia- keberadaan patung monumen mempertegas kembali independensi mereka terhadap arsitektur (Gutheim, 1933) dan memunculkan spirit / semangat humanisme, seperti pada karya Michaelangelo yang berjudul David atau Moses. Pada era ini, monumen2 peringatan seperti pahlawan berkuda dan fountains dengan tema2 alegoris, mitologis, atau simbolis mulai memiliki peranan yang sangat penting di dala ornamentasi taman dan penandaan tempat2 istimewa, seperti plaza dan squares. Karya Giovanni Lorenzo Bernini yang berjudul Fountain of the Four Rivers – beberapa pengamat menyebutnya sebagai great Baroque monument in Rome – dinyatakan sebagai klimaks perkembangan genre patung eksterior pada zaman tersebut. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Andre  Le Notre dalam karyanya garden park di Versailes juga menampilkan beberapa koleksi patung dan air mancurnya. Monumen karya Bernini dan Le Notre secara signifikan menonjolkan ego manusia (Robinette, 1976:16).3.)

 

Sedangkan monumen yang ada d zaman sekarang hampir semuanya merupakan monumen urban yang umumnya didirikan dengan inisiatif pemerintah kota, dengan motif yang beragam dan memiliki karakteristik berdasarkan fungsi dan kepentingan. Monumen pembebasan Irian Barat dan Monumen Dirgantara memiliki funsi sosial-politik. Monumen Nasional dihadirkan sebagai orientasi arah atau tengaran (landmark).

 

Keberadaan monumen memiliki hubungan yang kompleks dengan perkembangan waktu. Monumen menggambarkan kondisi di masa lampau atau bisa juga berupa peniruan dari masa lampau itu, didirikan untuk mempengaruhi publik di zamansekarang dan mengkaitkannya dengan sejarah. Kadang dalam perkembangan sejarah terdapat perubahan makna yang berkenaan dengan keberadaan sebuah monumen.

 

2.3.2 Monumen di Indonesia

Bagi bangsa kita sendiri, pembuatan sebuah objek untuk sebuah peringatan telah dilakukan sejak lama. Objek bangunan bersejarah tertua yang dibuat untuk mengenang sesuatu kejadian ini berbentuk prasasti. Prasasti adalah artefak tertulis yang dibuat dari batu, logam, tanah liat, ataupun tanduk binatang. Berdasarkan kajian ilmu ehigraphy, prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia berasal dari abad ke-5 M, berupa tulisan di atas lima buah yupa di Kutai, Kalimantan Timur.  Prasasti ini ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta. Salah satu isi prasasti ini mencatat upacara pengorbanan 20.000 lembu kepada Pendeta Brahmana di masa pemerintahan raja Mulawarman.

Bangsa kita juga mengalami perjalanan dalam pembuatan monumen. Dalam sebuah tulisannya Jim Supangkat mencatat gejala pembuatan monumen untuk menunjukkan kemenangan melawan penjajahan di Indonesia muncul di tahun 1950-an. “Gejala ini ditandai oleh percobaan pelukis Hendra Gunawan membuat patung batu. Salah satu hasilnya yang masih bisa dilihat adalah patung batu yang didirikan di depan gedung DPRD Yogyakarta pada tahun 1950”.4.)

 

Pembuatan monumen di Indonesia pasca kemerdekaan juga dimotori langsung oleh Soekarno, presiden pertama Indonesia. Pada tahun 1960-an beliau mengumpulkan banyak pematung untuk memperindah ibukota Indonesia, Jakarta. Hasilnya berbagai monumen banyak yang dikerjakan dan menghiasi kota Jakarta hingga saat ini.

  

Pada tahun 2000 Dinas Museum dan Pemugaran Propinsi DKI Jakarta mencatat ada 21 monumen dan patung besar penting yang tersebar di Jakarta. Kesemua monumen dan patung yang tercatat ini adalah:

 

1.      Monumen Nasional

2.      Tugu Proklamasi

3.      Monumen Proklamator Soekarno-Hatta

4.      Monumen 19 September 1945

5.      Monumen Pancasila Sakti

6.      Patung Ahmad Yani

7.      Monumen Perjuangan Senen

8.      Monumen Perjuangan Jatinegara

9.      Patung Gajah Mada

10.  Patung Pangeran Dipenogoro

11.  Monumen ASEAN

12.  Monumen Dirgantara

13.  Patung Ismail Marzuki

14.  Patung Chairil Anwar

15.  Patung Muhamad Husni Thamrin

16.  Patung Abdul Halim Perdanakusuma

17.  Monumen Pemuda Membangun

18.  Monumen Pembebasan Irian Barat

19.  Patung Dr. GSSJ Ratulangie

20.  Monumen Selamat Datang

21.  Patung Bahari

22.  Patung Pahlawan5.)

 

Monumen-monumen tersebut merupakan yang tercatat hingga tahun 2000. Ini belum termasuk beberapa monumen baru seperti Monumen Jendral Soedirman, Monumen Soekarno Hatta dan monumen lainnya. Kesemuanya tersebar di berbagai penjuru kota Jakarta. Sayangnya belum ada pendataan baru mengenai jumlah dan keadaan monumen yang ada di Jakarta hingga saat ini.

 

 


1.) Pemikiran Malcolm Miles yang dikutip oleh Miki E. Santoso dalam tesisnya pada Proram Pascasarjana Arsitektur, Dimensi Sosio-Politik, dan Simbolik Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

2.)Mengutip dari Tesis Setriyaji Rihwan Skulptural, Tesis Bidang Kajian Perancangan Arsitektur Program Magister Arsitektur Program Pascasarjana Institut Teknologi Bandung

 

3.) Mengutip dari Tesis Miki E. Santoso, Dimensi Sosio-Politik, dan Simbolik Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Program Pascasarjana Institut Teknologi Bandung

 

4.) Mengutip Jim Supangkat dalam tulisan berjudul “Tiga Gejala Awal” yang dimuat dalam buku Seni Patung Indonesia

5.) Berdasarkan Buku Monumen dan Patung di Jakarta terbitan Dinas Museum dan Pemugaran Propinsi DKI Jakarta

Tinggalkan komentar

Filed under Uncategorized

Tinggalkan komentar